Senin, 26 Desember 2011

2pm CONCERT HANDS UP TOUR ASIA 2011

111111, 2pm comes to Indonesia... i'm soooooo Happpyyyy :)))
sorry sebenrnya sih udah lewat ckup lama, cuma baru hari ini saya bisa posting d blog ini. mianhae ;).
Di tanggal yang sama adalah hari pahlawan , soo hottest indonesia menjadikan 2pm sebagai pahlawan di hari itu. tanggal yang sangat bgus dengan kedatangan idola yang udah ditunggu-tunggu sejak lama...

sebenernya sih banyak hambatan sebelum saya memutuskan buat nntn konser 2pm ,, cuma berkat nekad yang luar biasa dan pengorbanan yang gag sedikit, setiap harinya browsing ttg kbr concert 2pm ... gag disangka nemuin twitter @hottestbdg . gag disangka kendala transportasi bisa di atasin dengan pergi brg hottest bandung..

masalah tiket juga lumayan memusingkan, awalnya banyak yang menjual tiket dengan harga 2x lipat .. wawww BISA GILA ... maklum saya merogoh kocek dari tabungan yang dikumpulkan semasa smp dan itu pengorbanannya sangat banyak, saya memutuskan untuk nntn konser tanpa meminta izin ortu, kkkk .
Persiapan sebelum konser, seperti hottest lainnya baju 2pm yang paling utama, sisanya mengingat lagu-lagu 2pm

11.11.11 pagi hari udah siap dan brangkat langsung brg Hottest Bandung, dan kita sampai jitec mangga du square jam 10am. sesampai disana sempet bingung apa bener 2pm konser disini???? mana billboard 2pm, dan itu ga ada !!!!!! why ???? sedikit kecewa......
lalu rombongan hottest bandung mulai masuk, ket venue ada d lantai 8. saya naik lift menuju lantai 7 (satu lantai d bawah venue) dan ternyata lantai 7 sudah penuh hottest yang sudah mengantri dari jam 6. Daebak !!!
jadi saya mulai stay di lantai 6 jam 11 am. padahal gate di buka jam 18.00. pengorbanannya luar biasa demi oppadeul

menjelang gate di buka, tinggkat kesabaran hottest diuji.. keadaan mulai ricuh dan penanganan terlambat, karena dari awal dateng saya sih gag nemui panitia yang mengatur antrian hottest, cuma ada satpam yang mundar-mandir ... eskalator sudah d blok di semua lantai menuju venue, ini menyebabkan kebingungan buat hottest, banyak hottest yang nekad pke eskalator sekalipun udah melawan arah... semangat....
keadaan sih udah sedikit ricuh , dan akhirnya panitia turun buat nenangin para hottest, yang bikin keseeeelll... hotban yang ngantri dari jam 10 pagi mesti rela diturunkan ke lantai 6 ... jadi kita mulai mengantri dari lantai 5 dst...


jam18pm. gate dibuka... sekitar jam 19 saya udah masuk venue, dan hottest lain sudah memenuhi sebagian venue... sekitar jam 20pm lampu meeredup dengan adanya permintaan maaf dari panitia karena konser sedikit terlambat.

dan lampu bener-benar mati... semua hottest histeris *saya fikir semua menjadi gila pada saat itu* kkkk......
konser diawali dengan treaser video dari mamber 2pm.... ga lama tirai mulai terbuka dan diatas panggung sudah berjajar urri namja . konser dibuka dengan lagu HOT compose by Jun-K. di lanjutkan dengan Electricity dan lagu pamungkas Hands Up .. yeaahhhh...


di awal konser keadaan ga karuan, banyak hottest yang gag tertib alhasil kurang menikmati di 3lagu awal.. selanjutnya hottest mulai kondusif dan sedikit tenang... konser 2pm sangat memanjakan hottest.
1. jarak stage dengan penonton tidak jauh
2. stage yang dipakai mengelilingi penonton, jadi semua bisa melihat tiap mamber lebih dekat
3. lighting yang baik dan kondisi sound yang jernih
4. konsep konser yang menarik..
bangga jadi hottest dan bangga dapat mencintai 2pm ;)

di konser ini gag selalu mereka nyanyi bareng. junsu perform solo dengan single Alive nya. junho dan wooyoung perform dengan lagu by my side By.junho

 nickhun dan taec duet dengan lagu "my valentine" ost Drean High..

sedangkan chansung perform solo dengan aksi taecwondo nya ala avatar ,, hehehe . disitu chan memperlihatkan kemampuan lebihya , chan terlihat keren dan memang sangat keren . menurut saya chansung lah juara di konser itu.. chanana enang hebat.


konser udah masuk ke lagu akhir dan di tutup dengan electricity and hand up remix.. sungguh pengalaman yang sangat indah... dan saya ingin itu menjadi terulang di 2012 konser 2pm semoga di gelar di indonesia berhubung hottest indonesia sangat banyak .. saya harap bisa nonton konser 2pm lagi di 2012 pastinya dengan persiapan panitia dan konser yang lebih menarik lagi....


CAN'T WAITT.... 2PM SARANGHAEO......

Selasa, 07 Juni 2011

Permasalahan sekolah berstandar internasional

Meskipun SBI ini merupakan salah satu bentuk terobosan Depdiknas untuk mendongkrak mutu pendidikan di Indonesia, namun tak bisa dipungkiri ada beberapa hal yang cukup merisaukan dengan berkembangnya SBI ini di Indonesia. Muncul pertanyaan-pertanyaan menyoal tentang SBI, Sekolah bertaraf internasional atau sekolah bertarif internasional? sekolah bertaraf internasional untuk siapa? Siapa saja yang nantinya akan masuk ke sekolah SBI ini? Apa kurikulum yang akan diberikan kepada mereka agar ‘berstandar internasional? Berapa dana yang harus dikeluarkan oleh orang tua yang ‘ngebet’ dengan program ini? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mencadi polemic dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini.
Karena konsep ‘sekolah bertaraf internasional’ ini tidak memiliki landasan akademik dan empirik yang memadai, dan hanya berpijak pada landasan hukum, maka konsep dasar yang dirumuskan menimbulkan berbagai masalah yang mendasar. Beberapa diantaranya adalah :
1.    Penetapan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam mengajarkan beberapa bidang studi menimbulkan banyak masalah dan kontroversi. Kontroversinya adalah bahwa secara empirik ternyata kebijakan ini justru dapat menyebabkan merosotnya nilai dan kompetensi siswa di bidang studi yang diajarkan. tidak mungkin kita mengharapkan guru-guru kita untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dengan kemampuan berbahasa Inggris yang ada. Berdasarkan hasil test TOEIC pada 600 guru dan kepala sekolah RSBI terungkap bahwa 60% dari mereka berada pada level paling rendah kemampuan bahasanya. Mengharapkan guru-guru yang berada pada level terendah kemampuan berbahasa Inggrisnya untuk mengajarkan materi IPA dan Matematika dalam bahasa Inggris adalah kebijakan yang sungguh tidak bertanggungjawab.
2.    Penggunaan kata atau istilah ‘bertaraf internasional’ akhirnya menimbulkan banyak program-program yang dipaksakan agar dapat memenuhi kriteria ‘bertaraf internasional’ tersebut. Penggunaan standar ISO, pengadopsian sistem Cambridge, IBO, Sister School, dll sebetulnya tidaklah esensial dan sekedar aksesoris dan kosmetik. Hal ini menimbulkan konsekuensi dan resiko di bidang akademik maupun biaya yang mubazir.
3.    Konsep ini kemudian menimbulkan kesalahan asumsi yang mendasar. Kesalahan mendasarnya adalah asumsi dan anggapan bahwa Sekolah Bertaraf Internasional hanyalah bagi siswa yang memiliki standar kecerdasan tertentu. Kemudian kesalahan asumsi lain adalah bahwa ‘sekolah bertaraf internasional’ ini haruslah diajar oleh guru-guru yang memiliki gelar S-2 (tanpa memperdulikan kesesuaian dengan bidang studi yang diajarkan di kelas). Ini adalah interpretasi yang tidak memiliki acuan akademik maupun akademik samasekali selain ‘rule of thumb’ belaka.
4.    Salah satu alasan yang dikemukakan dalam penyelenggaraan SBI ini adalah untuk mencegah kalangan menengah ke atas untuk mengirim anaknya keluar negeri karena ingin memberikan pendidikan yang bermutu bagi anaknya. Hal ini menjadi pilemik para orang tua, sebenarnya apa dasar pemerintah untuk mencegah bahkan melarang para orang tua menyekolahkan anaknya di luar negeri, anak-anak pintar apalagi kaya dapat menuntut ilmu dimana saja itu merupakan pilihan yang tidak bisa diganggu-gugat, justru pemerintah seharusnya mendorong mereka (siswa) untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya yang berkualitas baik itu swasta maupun ke luar negeri, karena aka nada outcome yang akan pemerintah dapatkan di masa yang akan dating.
5.    Program SBI ini di lapangan ternyata menciptakan kesenjangan sosial pada siswa. Program SBI menjadikan sekolah yang mengikutinya menjadi eksklusif dan menciptakan kastanisasi karena hanya bisa dimasuki oleh anak-anak kalangan menengah ke atas. Tingginya pembiayaan yang dikenakan pada orang tua siswa membuat sekolah-sekolah SBI ini tidak dapat dimasuki oleh anak-anak dari kalangan bawah. Akibatnya terjadi kesenjangan sosial di sekolah. Siswa yang belajar di program ini merasa seperti kelompok elit yang berbeda dengan siswa kelas reguler.
6.    Kompetensi Guru, guru yang menjar di Sekolah Bertaraf Internasional diminta memiliki sertifikasi. Sertifikasi ini akhirnya menjadi ajang bisnis karena guru-guru diharuskan membayar demi sertifikasi. Apakah sertifikasi itu menjamin guru tersebut berkompeten untuk mengajar model SBI/RSBI? 
7.    Fasilitas, dengan melihat dari SK Menteri yang menperbolehkan SBI untuk memperoleh sumbangan dari para orang tua, siswa harus menanggung seluruh biaya fasilitas yang ada, misalnya AC diruang kelas,laptop,lab bahasa,lab IPA dan sebagainya. Itu akan menjadikan beban bagi para orang tua dan tidak memeberikan solusi yang tepat dalam menciptakan sekolah yang bertaraf internasional.
8.    Program SBI ini telah memberi legitimasi kepada sekolah untuk melakukan komersialisasi pendidikan. Dimana biaya masuk SMA RSBI mencapai Rp. 15.000.000,- untuk biaya masuknya dan Rp. 450.000,- untuk SPP-nya. (panduan Seminar Nasional SBI)
9.    Keganjilan dan ambigu lainnya adalah masalah evaluasi. Meski menyandang nama ‘bertaraf internasional’ tapi siswanya masih harus ikut ujian nasional. Alangkah ganjilnya jika sebuah sekolah yang bertaraf INTERNASIONAL tapi kemudian masih harus mengikuti sebuah UJIAN NASIONAL.

Terobosan pada SBI ini terkesan buru-buru dijalankan Depdiknas (pemerintah). Ini tampak dari munculnya berbagai problem manajemen tatkala kecepatan sekolah-sekolah dalam melakukan perubahan (mengadopsi silabus pembelajaran dan penilaian asing) masih belum diimbangi dengan upaya yang sistematis untuk memperkuat dan meningkatkan mutu sumber daya kependidikan (kepala sekolah, guru, dan manajemen), membangun sistem kontrol dan akuntabilitas atas seluruh kegiatan akademis dan administrasi keuangan sekolah. Akibatnya, pertumbuhan SBI yang begitu cepat itu malah menimbulkan masalah, kontraproduktif, dan kehilangan arah.
Niat pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air memang patut kita berikan apresiasi. Semestinya Depdiknas terlebih dulu melakukan pemetaan, pengkajian dan persiapan dari segala sisi sebelum menggulirkan program tersebut, sehingga keresahan tak menjalar di masyarakat. Sebenarnya kualitas pendidikan itu yang ingin diraih, namun sudah menjadi rahasia umum bahwa pendidikan berkualitas di negeri ini identik dengan biaya mahal. Kecuali jika pemerintah mau mengubah paradigma itu.

E-BEAM

Permasalahan Penggunaan E-beam

Dalam pengaplikasian segala inovasi-inovasi yang sudah dibuat tentunya ada hambatan dan tantangan yang terjadi, dalam hal ini perlu adanya kesadaran dalam diri sendiri dan khususnya pemerintah untuk dapat mewujudkan inovasi-inovasi tersebut. Dengan fenomena teknologi yang semakin canggih ini pemerintah seharusnya dapat memanfaatkan keadaan ini dengan mengaplikasikan inovasi diatas dalam dunia pendidikan Indonesia agar Indonesia memiliki generasi-generasi yang cerdas dan berwawasan luas sehingga nantinya dapat bersaing di tingkat internasional.
Terdapat masalah-masalah yang dihadapi mengenai penggunaan e-beam dalam dunia pendidikan, antara lain sebagai berikut :
a.    Masalah Terkait Level Pemanfaatan ICT di Sekolah
Jika mengacu pada level pemanfaatan ICT di sekolah, maka Indonesia masih dalam tahap applying menuju integrating. Artinya apa, ICT dalam konteks pembelajaran di sekolah masih dijadikan sebagai obyek yang dipelajari alias menjadi mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya mata pelajaran TIK dalam kurikulum nasional. Karena hal ini, maka Indonesia membutuhkan banyak tenaga guru TIK di sekolah. Jika ini dianggap sebagai peluang, maka ini adalah peluang besar bagi almuni TP untuk menjadi guru TIK. Namun sayang, hal ini belum menjadi perhatian besar dari pengambil kebijakan. Masih banyak guru TIK yang memiliki latar belakang dan kompetensi yang bukan dalam bidang TIK. Misalnya, guru matematika atau agama merangkap sebagai guru TIK. Tentu saja, jika telah bekerja di sekolah tidak hanya sekedar menjadi guru TIK, tapi menjadi model guru yang menerapkan teknologi pendidikan dengan baik. Disamping itu, dapat pula memberdayakan diri sebagai pengelola learning resources center dengan segala macam jenis tugas dan fungsinya.
Kemudian belum adanya keadaran dari para pendidik kita untuk berusaha melek teknologi, guru-guru hanya bisa menjadi user tanpa ingin memanfaatkan teknologi tersebut misalnya di dunia pendidikan. Lalu masih kurang meratanya perkembangan teknologi di Indonesia banyak daerah-daerah yang pendidikannya masih tertinggal sehingga menyulitkan untuk dapat menerapkan inovasi di daerah tersebut.
b.    Masalah terkait problematika pembelajaran di sekolah
Pembelajaran di sekolah, secara umum fakta yang terjadi adalah masih bersifat teacher-centered. Dimana guru masih menjadi pemain utama, sementara siswa menjadi penonton utama (datang, duduk, catat, dengar, ujian, lulus/tidak). Teknologi pembelajaran memiliki posisi dan peran dalam meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kemenarikan pembelajaran. Di sekolah peran teknologi pembelajaran menjadi change agent untuk hal ini. Dari sisi kawasan pemanfaatan teknolog pembelajaran dapat berperan dalam memilih, menentukan dan menerapkan media pembelajaran yang relevan untuk kebutuhan pembelajaran tertentu. Begitu pula halnya dari sisi kawasan pengembangan, pengelolaan dan evaluasi.
Dengan menggunakan e-beam suasana belajar-mengajar akan semakin menarik, karena siswa dapat melihat objek yang dijelaskan guru dalam pentuk visual, kemudian penggunaan yang dapat mempermudah guru dalam mengajar menjadi kelebihan utama yang dapat menarik perhatian murid, sehingga para murid bersemangat saat belajar.
Dari masalah di atas tentunya e-beam bisa menjadi solusi untuk menjadikan pendidikan Indonesia yang lebih maju, namun keterbatasan ilmu dan kesadaran kegunaan perangkat tersebut menjadi penghalang bagi terlaksananya pembelaharan dengan penggunakan perangkat e-beam tersebut. Sumber daya manusia di Indonesia harus lebih unggul sehingga dapat melaksanakan inovasi yang ada bahkan dapat menciptakan inovasi-inovasi baru.

Kim Soo Hyun



:
Nama: Kim Soo Hyun 
Profesi: Aktor 
Lahir: 16 Februari 1988
Tinggi: 180cm 
Berat: 65kg 
Zodiak: Aquarius 

TV Shows:
Dream High (KBS2, 2011) 
Giant (SBS, 2010) 
Father's House (SBS, 2009) 
Will it Snow at Christmas? (SBS, 2009) 
Jungle Fish (KBS2, 2008) 
Kimchi Cheese Smile (MBC, 2007) 
Dream High 
Penghargaan:
2010 SBS Drama Awards: New Star Award (Giant) 





pertama liat Kim Soo Hyun di serial korea will it snow for christmas, aktingnya keren banget...
peran seorang cwo yang gag banyak omong, emang udah pas banget deh.... 
di serial ini kim soo hyun keliatan tinggi dan ddewasa, beda banget sama di serial dream high yang jadi keliatan pendek gara-gara Taecyeon. taecyeon yang berperawakan tinggi besar ternyata emang lebih besar 
dari soo hyun.. 
tapi salut sama aktingnya soo hyun oppa,, dia bisa dengan sempurna beracting menjadi soerang yang pendiam, 
dan menjadi seorang yang berkarakter lebih childish !! ;P dan salut sama tariannya dan suaranya... ( ^ . ^)













Rabu, 09 Maret 2011

will it snow for christmas

drama seri korea will it snow for christmas ini bgs bgt bwt kita tonton,, drama seri yang diawali dari cerita masa kecil tuh pasti punya memory yang indah di masa depan... kaya drama seri endles love ceritanya abadi bgt ampe skr.. hiks hiks hiks !!!!
drama ini gag ngebosenin karena alur ceritanya gag mudah di tebak,, meskipun ceritanya opera sabun bgt !!! tp seperti biasa korea punya ciri khas sendiri,, so gag rugi nonton drama ini.